Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Film "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" memiliki unsur Intrinsik dan Ekstrinsik
- Unsur Intrinsik 
  • Tema dari film ini tentang cinta yang terhalang oleh adat dan status sosial
  • Tokoh & Perwatakan: 
- Pemeran utama diperankan oleh Zainudin, pemuda minang bugis yang sangat cerdas, sabar, tampan, dan sering diperlakukan tidak adil
- Hayati adalah seorang perempuan minangkabau yang cantik, lemah lembut dan gampang mengalah dalam mempertahankan cintanya
- Aziz adalah suami hayati yang sombong, arogan dan kasar tetapi dia mempunyai keunggulan yaitu kaya raya
- Tokoh tambahan lainnya ada Muluk, Mande, Khadijah dan tokoh masyarakat lainnya
  • Alurnya maju mundur karena menceritakan tentang kisah 2 tokoh yaitu kehidupan zainudin dan kehidupan Hayati hingga Hayati meninggal. dan ada juga alur mundur yang menceritakan awal film dimana mak base dan pengasuh Zainudin yang menceritakan sedikit tentang kehidupan ayah Zainudin 
  • Plot dalam cerita ini mempunyai konflik berat tentang batin dan status sosial yang kuat
  • Latar/Setting
-Tempat : Padang panjang, Batipuh, Makasar, Soerabaya 1932, Batavia, Pelabuhan Tanjung Perak dan kapal Van Der Wijck
- Waktu disaat pagi yang cerah saat Zainudin akan pergi ke Batipuh, Malam saat diguyur hujan dan sore hari di Pelabuhan tanjung perak
- Suasana : Saat Zainudin akan pergi ke Padang ia berttemu hayati di tepi danau tempat ia suka menulis, di tempat lomba pacuan kuda disana banyak orang menonton suasananya ramai tetapi hayati merasa sedih karena tidak bisa bertemu dengan Zainudin
  • Sudut pandang dalam film ini menggunakan sudut pandang orang pertama, karna dilihat dari dialog yang menyebut saya, 
  • Gaya bahasa menggunakan gaya bahasa klasik, puitis yang menyentuh perasaan
  • Amanat dari film ini adalah kesetiaan dan ketulusan hati merupakan point utama dalam sebuah hubungan, dan cinta sejati tidak selalu akhir bahagia
- Unsur Ekstrinsik
  • Latar belakang pengarang (Hamka) beliau adalah tokoh ulama, sastra dan tokoh agama yang menentang apabila ada adat yang bertentangan dengan islam juga tokoh minang yang pengalaman hidupnya sangat mempengaruhi dalam film ini 
  • Kondisi sosial budaya pada saat itu sangat mempengaruhi posisi seseorang terutama tentang keturunan dan stasus sosial
  • Nilai moral dalam film ini mengajarkan tentang keikhlasan, kesabaran dan pentingnya akhlaq
  • Sejarah dalam film ini adalah pada penjajahan Belanda di Indonesia yang dimana masyarakat Indonesia mengalami ketimpangan sosial dan diskriminasi.


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengkaji Lirik Lagu (Tugas Mandiri)