Mengkaji film Dilan 1990 Menggunakan Pendekatan Mimetik
Kajian film Dilan 1990 menggunakan pendekatan mimetik berarti menganalisis sejauh mana film tersebut mencerminkan atau meniru realitas kehidupan. Pendekatan mimetik (mimesis) dalam sastra dan seni menilai karya berdasarkan kemiripannya dengan dunia nyata, baik dari segi karakter, latar, peristiwa, maupun nilai-nilai sosial dan budaya yang ditampilkan.
Kajian film Dilan 1990 dengan menggunakan pendekatan mimetik:
1. Pengantar Film Dilan 1990
Film Dilan 1990 (2018) disutradarai oleh Fajar Bustomi dan Pidi Baiq, diadaptasi dari novel Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990. Film ini berlatar di Bandung tahun 1990 dan mengisahkan hubungan asmara antara Milea dan Dilan, seorang remaja SMA yang unik, romantis, dan penuh kejutan.
2. Realitas Sosial yang Dicerminkan
a. Kehidupan Remaja SMA
Film ini menggambarkan dinamika kehidupan remaja sekolah menengah atas (SMA) dengan cukup realistis Seperti masa pubertas dan pencarian jati diri, konflik dan romansa remaja, pergaulan antar teman, geng motor, dan dinamika kelas.
Pendekatan mimetik melihat bahwa penggambaran ini mendekati realitas kehidupan remaja Indonesia di tahun 1990-an, terutama di kota besar seperti Bandung.
b. Latar Sosial dan Budaya Tahun 1990
Beberapa elemen yang memperkuat kesan realistis:
Gaya busana dan rambut, seragam sekolah, dan penggunaan motor klasik (Honda CB) yang sesuai dengan era 90-an.
Teknologi komunikasi, seperti penggunaan telepon rumah dan surat, mencerminkan kondisi zaman sebelum era digital.
Kehidupan keluarga, dengan peran orang tua, nilai-nilai sopan santun, dan pola asuh yang cukup konservatif.
c. Fenomena Geng Motor
Dilan tergabung dalam geng motor, yang pada masa itu memang menjadi fenomena sosial di kalangan remaja perkotaan. Namun, film tetap menampilkan sisi positif Dilan, yang meskipun nakal, tetap memiliki rasa hormat terhadap orang tua dan guru.
3. Nilai-Nilai Kehidupan yang Diangkat
Film ini juga mencerminkan nilai-nilai yang lekat dengan realitas masyarakat Indonesia, seperti:
Romantisme yang santun: Meski penuh gombalan, cinta Dilan dan Milea disampaikan secara puitis dan tidak vulgar.
Kekeluargaan dan pertemanan: Solidaritas antar teman dan peran keluarga dalam kehidupan remaja cukup kuat.
Pendidikan dan disiplin: Konflik antara Dilan dan guru atau petugas sekolah mencerminkan ketegangan antara kebebasan remaja dan otoritas pendidikan.
4. Kelemahan dalam Aspek Mimetik
Meskipun realistis, ada beberapa hal yang bisa dianggap kurang representatif terhadap semua realitas:
Karakter Dilan yang terlalu sempurna dalam sisi romantis bisa dianggap idealisasi.
Dunia remaja yang ditampilkan terlalu fokus pada romansa, dan kurang menonjolkan tekanan akademik atau masalah sosial yang lebih kompleks.
5. Kesimpulan
Dengan menggunakan pendekatan mimetik, Dilan 1990 merupakan film yang cukup berhasil mencerminkan kehidupan remaja Indonesia di era 1990-an, baik dari sisi gaya hidup, budaya, hingga nilai sosial. Film ini menyajikan realitas dengan balutan estetika yang romantis dan nostalgia, meskipun tidak sepenuhnya bebas dari idealisasi.
Menurut pendapat saya, Film dilan 1990 ini merupakan karya yang menarik karena berhasil menggambarkan kehidupan remaja di Indonesia pada era 90-an, melalui pendekatan mimetik saya melihat bahwa film ini tidak hanya menyajikan kisah cinta remaja yang romantis tetapi juga menghadirkan suasana sosial, budaya dan gaya hidup yang mencerminkan realita pada masa itu. Saya merasa terhubung dengan karakter Milea yang lugu namun tangguh, dan begitupun dilan yang nyeleneh tapi penuh perhatian. Mereka sangat mewakili tipe-tipe remaja yang memang bisa ditemukan di dunia nyata, bukan sekedar di tokoh fiktif yang dilebih-lebihkan. Film dilan ini menurut saya adalah film yang tidak hanya menghibur tetapi juga membawa kita sebagai penonton untuk mengenang atau membayangkan masa remaja yang sederhana, penuh rasa ingin tahu dan hangat oleh kisah-kisah personal yang jujur.
Komentar
Posting Komentar